Ketika memasuki musim penghujan, tubuh biasanya memerlukan asupan makanan bergizi agar tidak mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, kita biasanya akan lebih banyak mengonsumsi makanan yang sehat dan asupan vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh.
Selain itu, ada kebiasaan lain yang datang saat musim penghujan tiba. Biasanya, kita akan lebih mudah merasa lapar saat sedang hujan. Udara yang lebih dingin, hujan, dan cuaca mendung membuat kita beralasan untuk makan lebih banyak dan makan apa pun yang kita sukai. Nafsu makan cenderung naik ketika hawa di sekitar kita dingin.
Nah, bagi Anda yang sering merasa lapar saat hujan dan ingin makan sesuatu yang dapat menghangatkan badan, berikut beberapa makanan khas Bandung yang cocok untuk disantap saat hujan :
1. Seblak
Kini siapa yang tidak kenal kuliner pedas berkuah ini? Sejak awal kemunculannya di bumi Parahyangan, kuliner ini kerap dijadikan bahan tantangan bagi penyuka pedas.
Kuliner dengan bahan pokok kerupuk ini juga kian menyebar ke pelosok Jawa, hingga luar Jawa. Karena sensasi pedas, gurih dan hangatnya, kuliner ini jadi salah satu opsi terbaik dinikmati saat musim hujan.
Seblak kini menjadi makanan jajanan jalanan yang digemari berbagai kalangan masyarakat terutama di daerah Jawa Barat dan sekitarnya. Seblak disajikan di rumah makan dan warung, serta dijajakan di gerobak pedagang keliling. Makanan yang bertekstur kenyal ini memiliki rasa yang pedas dan menyegarkan, serta memiliki beberapa variasi, baik rasa maupun bahan tambahan juga kemasan.
Saat ini seblak bandung tidak hanya berisikan kerupuk, mi, bakso, sosis saja. Namun, Anda bisa mencobanya yang berisikan ceker, tempura, kwetiau, jamur, brokoli, wortel, hingga keju.
2. Mi Kocok
Mie kocok adalah hidangan mi bercita rasa kaldu sapi khas kota Bandung, Jawa Barat. Hidangan ini terdiri atas mi kuning yang disajikan dalam kuah kaldu sapi kental, irisan kikil, taoge, bakso, jeruk nipis, dan ditaburi irisan seledri, daun bawang, dan bawang goreng.
Kelezatan kuliner khas Bandung ini memang sudah terkenal hingga ke daerah lain. Kental kuah kaldunya berasal dari rebusan tulang dan daging sampi ber jam-jam.
Mi kocok bandung cukup banyak tersebar dan mudah dijumpai. Penjual mi kocok yang sudah melegenda, di antaranya ialah Mie Kocok Persib di Jalan Ahmad Yani dan Mih Kocok Mang Daeng di Jalan Banteng (KH Ahmad Dahlan) no 67.
3. Bakso Cuanki
Jika Malang punya bakso khasnya, Bandung pun demikian. Sepintas bakso Cuanki ini mirip dengan bakso Malang karena berisikan tahu putih isi aci, pangsit rebus, pangsit goreng, siomay, bakso, dan bakso goreng.
Nama Cuanki sendiri berasal dari singkatan 'cari uang jalan kaki', dinamakan begitu karena memang sang penjual biasanya menjajakkan Cuanki dengan cara berjalan kaki keliling kampung atau perumahan. Bakso Cuanki disajikan tanpa menggunakan mi. Beragam isian bakso hanya diguyur kuah dan ditambah dengan seledri, juga bawang merah goreng.
Satu porsinya berkisar Rp 15.000. Salah satu penjual cuanki yang sudah tersohor terletak di Jalan Serayu no 2, Cihapit, Bandung.
Nama Cuanki sendiri berasal dari singkatan 'cari uang jalan kaki', dinamakan begitu karena memang sang penjual biasanya menjajakkan Cuanki dengan cara berjalan kaki keliling kampung atau perumahan. Bakso Cuanki disajikan tanpa menggunakan mi. Beragam isian bakso hanya diguyur kuah dan ditambah dengan seledri, juga bawang merah goreng.
Satu porsinya berkisar Rp 15.000. Salah satu penjual cuanki yang sudah tersohor terletak di Jalan Serayu no 2, Cihapit, Bandung.
4. Rujak Cireng
Rujak cireng adalah makanan ringan yang berasal dari daerah Sunda yang dibuat dengan cara menggoreng campuran adonan yang berbahan utama tepung kanji atau tapioka. Makanan ringan ini sangat populer di daerah Priangan, dan dijual dalam berbagai bentuk dan variasi rasa.
Cireng yang terbuat dari sagu, biasanya disantap bersama sambal rujak yang pedas. Perpaduan ini sangat cocok untuk disantap saat hujan.
Bumbu rujak dari cireng ini biasanya lebih cair dan merah dari rujak buah. Rujak cireng juga lebih sedikit menggunakan kacang, lebih seperti sambal uleg dengan cabai rawit merah juga cuka.
5. Batagor Kuah
Makanan khas dari daerah Bumi Parahyangan ini merupakan singkatan dari Baso Tahu Goreng. Biasanya kuliner ini dihidangkan dengan bumbu saus kacang.
Batagor juga bisa dinikmati dengan kuah yang hangat dan segar. Batagor juga ada versi kuahnya. Tak kalah enak dengan versi gorengnya, bagi Anda yang sedang tidak bisa melahap hidangan berminyak, batagor kuah bisa jadi solusinya.
Batagor kuah sangat nikmat disantap saat kuahnya masih panas. Wujud batagornya tentu tidak berbeda dengan versi goreng, olahan daging dan tepung dibalut renyahnya pangsit. Namun, kuahnya lah yang diberi sedikit bumbu seperti bawang putih sehingga menambah lezat.
Tempat menyantap batagor kuah ini biasanya juga menyediakan batagor goreng. Antara lain di Batagor Yunus, di Jalan Kopo 68, lalu Batagor Darto di Simpang Dago, dan masih banyak lainnya.
6. Baso Aci
Baso aci sebenarnya kuliner yang berasal dari Garut namun sangat populer di Kota Bandung. Baso aci memiliki tekstur yang kenyal karena terbuat dari tepung sagu. Biasanya, baso aci disajikan dengan kuah kaldu dilengkapi batagor atau cuankie, daun jeruk, sayur, tetelan sapi serta pilus.
Perpaduan baso aci dengan cincangan daging ayam hingga tahu dengan kuah pedas mampu menggoyang lidah penikmatnya. Makanan ini sangat cocok dijadikan hidangan di saat hujan karena bisa menghangatkan badan. Meski berasal dari Bandung, sekarang bakso aci juga banyak ditemui di Jakarta, bahkan di daerah lain di Pulau Jawa.
7. Lumpia Basah
Selama ini sudah terkenal lumpia yang dibuat dengan cara digoreng sehingga menyajikan lumpia yang renyah. Namun, di Bandung ada lumpia yang berbeda, yaitu lumpia basah.
Lumpia basah adalah kuliner khas Jawa Barat yang terbuat dari kulit lumpia segar yang diolesi campuran tepung kanji dan gula merah dengan isian tumisan telur, toge dan bengkuang.
Isian lumpia dimasak dengan bumbu kencur dan bawang putih yang dihaluskan. Untuk rasa yang lebih nikmat, Anda bisa juga menambahkan sambal sesuai selera.
Perbedaan lumpia basah terletak pada cara penyajiannya. Jika lumpia biasa disajikan dengan cara menggoreng lumpia yang sudah digulung berisi macam-macam isian, sedangkan lumpia basah menumis isiannya terlebih dahulu dan dituangkan ke lembaran kulit lumpia yang sudah dioles gula merah kemudian dibungkus dengan menggunakan daun pisang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar