Kamis, 17 Oktober 2019

Ganjar: Kalau Bendera HTI Di SMKN 2 Sragen Disengaja, Tak Ada Ampun


Kasus foto para siswa dan guru SMKN 2 Sragen membentangkan bendera Palestina dan bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid identik simbol Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) direspons serius oleh pemerintah. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan pihaknya sedang mendalami kasus ini.

Menurut Ganjar, para guru dan pelajar yang muncul dalam foto bersama dengan bendera identik HTI itu telah diperiksa. Dalam pemeriksaan, kata Ganjar, mereka mengaku tidak tahu maksud pengibaran bendera berwarna hitam itu.

"Udah kita cek, udah kita bina, mereka udah menyampaikan 'oh kita enggak tahu Pak soal itu'. Tapi kita dalami dulu," kata Ganjar saat diwawancarai wartawan di Semarang, Kamis (17/10/2019).

Menurutnya, pemerintah tidak serta merta mempercayai keterangan pihak-pihak yang terlibat pengibaran bendera identik HTI di SMKN 2 Sragen itu. Jika terbukti ada kesengajaan dalam kasus ini, Ganjar berjanji akan memberikan sanksi.

"Jadi itu guru [yang didalami]. Sekarang lagi kita dalami. Kalau mereka melanggar dan ada faktor kesengajaan, saya tidak ada ampun soal itu," ujarnya.

Namun dia tak mau terburu-buru memastikan apakah para guru SMKN 2 Sragen yang terlibat akan terkena sanksi atau tidak. "Ah senenganmu istilahe pecat, sing sangar-sangar, kita dalami dulu biar kita juga tidak suuzan," kata Ganjar menanggapi pertanyaan wartawan tentang kemungkinan sanksi tersebut.

Diberitakan sebelumnya oleh Solopos.com, beredar foto para siswa dan guru SMKN 2 Sragen membentangkan bendera Palestina dan bendera hitam bertuliskan kalimat tauhid yang identik simbol HTI.

Merespons peristiwa tersebut, sejumlah siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler Kerohanian Islam (Rohis) SMKN 2 Sragen bersama orang tua mereka mendapat pembinaan dari Kodim 0725/Sragen, Polres Sragen, dan Dinas Pendidikan (Disdik) Jateng.

Wakil Kepala SMKN 2 Sragen, Joko Daryanto, mengatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sragen sudah memberikan saran dan masukan terkait masalah berkibarnya bendera berlafal tauhid pada kain hitam yang identik dengan HTI itu. Joko mengaku siswa tidak memahami bendera yang mereka bentangkan itu identik dengan HTI, organisasi yang sudah dinyatakan terlarang.

“Anak-anak tahunya itu bendera tauhid. Sesuatu yang bagus kan itu. Tapi, mereka tidak memahami kalau bendera itu identik dengan simbol HTI. Ini karena kurangnya sosialisasi terkait organisasi yang dilarang berikut simbolnya,” jelas Joko Daryanto kepada wartawan di SMKN 2 Sragen, Kamis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Liverpool Dibantai Watford, Berikut Deretan Angkanya

Liverpooltidak berdaya di markas Watford, Vicarage Road, pada laga pekan ke-28 Liga Inggris, Sabtu (29/2/2020). Tampil dengan skuat terba...