Minggu, 13 Oktober 2019

Kerap Dikaitkan dengan Terorisme, Ternyata Ini Makna Radikalisme


Kata radikalisme sering diartikan sebagai pemahaman yang menyimpang. Terminologi tersebut kerap digunakan untuk merujuk pemahaman atau perilaku individu yang telah melakukan perbuatan destruktif mengatasnamakan agama.

Bahkan, seiring dikeluarkannya UU No. 5 tahun 2018 tentang Tindak Pidana Terorisme, istilah radikalisme menjadi landasan bagi aparat untuk melakukan penagakan hukum.

Apakah penggunaan kata radikalisme sudah tepat? Yuk kita bahas bersama.

1. Memaknai radikalisme secara etimologi


Secara bahasa, mengutip pada laman daring www.kbbi.kemendikbud.go.id, radikalisme berasal dari kata radikal yang artinya secara mendasar (sampai kepada hal yang prinsip); amat keras menuntut perubahan; maju dalam berpikir dan bertindak.

Sementara, kata radikalisme berarti paham atau aliran yang radikal dalam politik; paham atau aliran yang menginginkan perubahan sosial dan politik dengan cara kekerasan; sikap ekstrem dalam aliran politik.

Dalam Kamus Ilmiah Populer yang ditulis oleh Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry terbitan Arkola Surabaya, radikal berarti berkenaan dengan akar sesuatu; tegas dalam bertindak. Kamus ini juga memasukkan kata radiks yang berarti akar; pangkal.

Adapun radikalisme diartikan sebagai paham politik kenegaraan yang menghendaki perubahan besar dalam mencapai taraf kemajuan.

2. Memaknai radikalisme versi BNPT


Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memiliki cara sendiri dalam memaknai terorisme. Menurut instansi ini, radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekerasan. Secara singkat, radikalisme adalah embrio lahirnya terorisme.

BNPT memiliki beberapa cara untuk mengenali individu yang menganut paham radikal. Pertama, mereka intoleran atau tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain.

Kedua, mereka fanatik atau selalu merasa benar sendiri dan menganggap yang lainnya salah. Kemudian, mereka eksklusif atau membedakan diri dari umat lainnya. Terakhir, mereka revolusioner atau cenderung menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan.

3. Memaknai radikalisme versi jaringan Gusdurian


Menurut koordinator jaringan Gusdurian nasional, Alissa Wahid, radikalisme adalah paham yang keluar dari pakem yang lazim. Dalam konteks ke-Indonesiaan, pakemnya adalah hidup damai dengan mereka yang berbeda paham dan kepercayaan.

“Pakem kita juga bersaudara, saling membantu. Sehingga radikal adalah ketika dia menawarkan hal yang berbeda dari pakem ke-Indonesiaan,” kata dia kepada IDN Times.

Alissa juga menjelaskan mengenai derajat radikalisme. “Mereka yang melihat suku lain secara berbeda, secara eksklusif, itu sudah radikal dalam taraf yang sederhana menurut saya. Kalau yang sudah berbuat sewenang-wenang, itu sudah bahaya,” ujarnya.



























Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Liverpool Dibantai Watford, Berikut Deretan Angkanya

Liverpooltidak berdaya di markas Watford, Vicarage Road, pada laga pekan ke-28 Liga Inggris, Sabtu (29/2/2020). Tampil dengan skuat terba...